Sunday, May 19, 2013


PAHALA DARI MENENAM POHON


PAHALA DARI MENENAM POHON


“Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam ber sabda Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”
Pemerintah indonesia terus melancarkan program penghijauan. Oleh karena itu, dimana-mana kita akan melihat reklame dan promosi penghijauan, baik melalui media visual,maupun audio-visual. Promosi banyak terpampang disudut-sudut jalan, dan tertempel di mobil-mobil dan lainnya yang mengajak kita mensukseskan program tersebut. Pemerintah telah mencanangkan program penghijauan dengan tema “Go Green” (menuju peng hijauan).
Sebagian orang menyangka bahwa program penghijauan bukanlah suatu amalan yang mendapatkan PAHALA DARI MENENAM POHON di sisi Allah, sehingga ada diantara mereka yang bermalas-malasan dalam mendukung program tersebut. Termasuk amalan jariyah Rosulullah SAW Bersabda “jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya”. [HR Muslim dalam Kitabnya Al-Washiyyah (4199)]

SEDEKAH JARIYAH

Diantara perkara yang tak akan terputus amalannya bagi manusia, walaupun ia telah meninggal dunia adalah SEDEKAH JARIYAH, sedekah yang terus mengalir pahalanya bagi seseorang.
Para ahli ilmu menyatakan bahwa sedekah jariyah memiliki banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum,membangun masjid , membuat jalan atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan lainnya. Jadi menghijaukan lingkungan dengan tanaman yang kita tanam merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita (walau telah meninnggal)selama tanaman itu tumbuh atau berketurunan. Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam bersabda “tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya “.[HR Al-Bukhari dalam Kitab AL-Muzaro’ah (2320), dan muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)] Keterangan di atas menunjukkan bahwa sedekah untuk semua jenis hewan dan makkhluk bernyawa di dalamnya terdapat pahala.
Syrah Ibnu Baththol (11/473). Orang muslim yang menanam tanaman takkan pernah rugi disisi Allah Azza wa jalla, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan,bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan halal, maupun dengan jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakanoleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorang pun yang mengurangi, kecuali akan menjadi sedekah baginya. [HR.Muslim dalam AL-Musaqoh (3945)].

KEUTAMAAN MENANAN POHON

Keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama tanaman dan pohon itu ada, serta (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat masih ada. Para ulama silamg pendapat tentang pekerjaan yang paling baik dan paling afdhol. Ada yang berpendapat bahwa yang terbaik adalah perniagaan. Ada yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah kerajinan tangan. Ada juga yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah bercocok tanam. Inilah pendapat yang benar. Aku telah memaparkan penjelasanya di akhir bab Al-Ath’imah dari kitab syarh Al-Muhadzdzab. Di dalam hadits-hadits ini terdapat keterangan bahwa ganjaran dan pahala di akhirat hanyalah khusus bagi kaum muslimin, dan bahwa seorang manusia akan diberi pahala atas sesusatu yang dicuri dari hartanya, atau dirusak oleh hewan, atau burung atau sejenisnya . Lihat Al- Minhaj (10/457) oleh An-Nawawiy, cet. Dar Al-Ma’rifah 1420 H. Pahala sedekah yang dijanjikan oleh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam dalam hadits-hadits ini akan diraih oleh orang yang menanam, walaupun ia tidajk meniatkan tanamannya untuk diambil panennya bahkan jika diambil atau dirusak manusia dan hewan seabagai sedekah. Al- Hafizh Abdur Rohman Ibnu Rojab Al-Baghdady Rahimahullah berkata,” lahiriah hadits-hadits ini seluruhnya menunjukkan bahwa perkara-perkara ini merupakan sedekah yang akan diberi ganjaran pahala bagi orang yang menanamnya tanpa perlu maksud dan niat”.[Lihat Iqozh Al-Himam Al-Mutaqo min Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikmah (hal 360)oleh Salim Al-Hilaliy,cet.Dar Ibn Al-Jauziy,1419H.
Penghijauan atau Reboisasi merupakan amal sholeh yang mengandung banyak manfaat bagu manusia di dunia dan membantu kemaslahatan akhirat manusia . Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seprti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan , batangnya bisa dibuat berbagai macam peralatan,akarnya bisa mencegah erosi dan banjir, duannya bisa menyejukkan pandangan bagi orang yang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara dan berbagai manfaat lainnya.

REBOISASI diZAMAN SAHABAT NABI

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadits shohih “Tak akan tegak hari kiamat sampai tanah Arab menjadi tanah subur , dan sungai-sungai”.[HR Ahmad dalam Al-Musnad (2/370 & 417), dan Muslim dalam Kitab Ash-Shodaqoh (2336)]. Ketika para sahabat mendengarkan hadits-hadits ini, maka mereka berlomba-lomba dan saliing mendorong untuk melakukan program penghijauan ini, karena ingin mendapatkan keutamaan dari Allah Azza WA alla di dunia dan di akhirat berupa ganjaran pahala. Jika kita mau membuka sebagian kitab-kitab hadits yang berisi keterangan dan petunjuk jalan hidup para salaf (pendahulu) kita dari kalangan sahabat dan generasi setelahnya, maka kita akan mendapatkan manusia-manusia yang memiliki semangat dalam menggalakkan perintah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam perkaara ini.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy Rahimahullah berkata saat memetik faedah dari hadits-hadits di atas,”Tak ada sesuatu (yakni dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam sebagaimana dalam hadits yang mulia ini , terlebih lagi hadits terakhir diantaranya, karena didalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam suatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (sipenanam) meninggal dunia.
@al-mimbar

0 komentar:

Post a Comment

Mohon Komentar Dengan Sopan, Tanpa Link aktif

Copyright © Artikel | Powered by Blogger
Design by N.Design Studio | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com